Makna Malam Lailatur Qadar

Dari segi bahasa, lailatul-qadar terdiri atas dua kata, yaitu : ‘lail’ yang artinya malam, sedangkan ‘qadar’ sendiri memiliki makna yang beragam.
Menurut buku berjudul Sukses Berburu Lailatul Qadar karya Muhammad Adam Hussein, malam lailatul qadar adalah malam yang penuh dengan kemuliaan. Seseorang yang mendapatkan keberkahan di malam itu, maka ia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Malam lailatul qadar hanya akan terjadi pada bulan Ramadan, sehingga ketika Ramadan datang akan banyak pula orang yang siap berburu untuk mendapatkan pahala ganda dari malam lailatul qadar.
Makna Malam
Menurut buku berjudul Jaminan Mendapat Lailatul Qadar karya Ahmad Sarwat, malam secara ketentuan syariat adalah rentang waktu yang ditandai mulai dari terbenamnya matahari di ufuk barat hingga terbitnya fajar di ufuk timur.
Malam dimulai dari terbenamnya matahari sebagaimana disebut dalam Alquran, “Kemudian sempurnakanlah puasa itu (datang) malam.” [QS. Al Baqarah: 187].
Malam diakhiri dengan terbitnya fajar yaitu masuknya waktu subuh, sebagaimana disebutkan di dalam Alquran, “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS. Al Qadar: 5].
Makna Qadar
Istilah qadar punya banyak sekali makna dan muncul berkali-kali dalam Al quran juga dengan makna yang berbeda-beda, bergantung konteks atau siyaq-nya. Berikut penjabarannya.
- Kemuliaan
Penggunaan kata al-qadaru yang merujuk pada makna kemuliaan dapat dijumpai pada surat Az Zumar ayat 67, “Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya.”
Malam lailatul qadar bisa diartikan mulia karena bertepatan dengan sebagai malam diturunkannya Al quran.
- Ukuran
Di dalam surat Az Zukhruf ayat 11, qadar merujuk pada makna ukuran atau takaran.
Disebutkan, “Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”
- Mempersempit
Penggunaan istilah al-qadaru dengan makna mempersempit bisa ditemukan dalam surat Ar-Ra’ad ayat 26, “Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit.”
Mempersempit di sini karena banyaknya malaikat yang turun ke Bumi untuk mengatur berbagai urusan, sehingga Bumi menjadi sempit.
Selain itu, makna sempit dimungkinkan merujuk pada penetapan kapan jatuhnya malam itu, yang hingga kini masih sering menjadi perdebatan.
- Kemampuan
Kata qadaruhu seperti yang tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 236 merujuk pada kemampuan atau suatu pemberian yang sepatutnya menurut syariat.
“Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya.”
- Waktu yang Ditentukan
Kata qadariy dalam surat Thaha ayat 40 merujuk pada makna janji atau waktu yang ditetapkan. Dalam konteks ini, maksudnya adalah sesuai dengan waktu penetapan pengangkatan kerasulan dan kenabian. “Maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa.”
Selain itu, Ibnu Qudamah di dalam kitab Al-Mughni menyebutkan bahwa malam qadar disebut sebagai malam penetapan karena malam itu Allah SWT menetapkan segala sesuatu untuk tahun tersebut, baik hal-hal terkait dengan kebaikan atau keburukan termasuk juga urusan pengaturan rezeki dan keberkahan. (din/fef).
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210414132616-284-629786/pengertian-malam-lailatul-qadar-dan-maknanya